Selasa, 28 Juli 2015

Pahlawan Revolusi



Pahlawan revolusi adalah pahlawan yang gugur saat peristiwa G 30 S / PKI pada saat 30 September 1965. Pahlawan revolusi ada 7, yaitu: A.Yani, R. Soeprapto, M.T. Haryono, S. Parman, D.I. Panjaitan, Soetoyo S., dan P.A. Tendean. Berikut adalah cerita sewaktu mereka diculik

JENDERAL TNI ANUMERTA AHMAD YANI

gambar diambil dari sini

 Lahir di Purworejo, JATENG, pada tanggal 19 bulan Juni tahun 1922. Yani menjadi target utama penculikan gerombolan G 30 S / PKI. Sesampainya di rumah Yani, mereka mengetuk pintu dan dibukakan oleh Edi, anaknya Yani yang baru berumur 7 tahun.  Para penculik kemudian menyuruh Edi untuk membangunkan ayahnya. Yani yang masih mengenakan piyama biru itu datang dan menemui para penculik. Mereka berkata bahwa Yani diperintahkan segera menghadap presiden. Yani menyanggupi, tapi Yani akan mandi terlebih dahulu. Para penculik mengatakan tidak perlu. Akhirnya, Yani pun marah dan menamparnya. Para penculik segera menembak Yani. Yani pun gugur dan jenazahnya di lemparkan ke dalam sebuah truk dan dibawa ke sebuah sumur di sebuah desa yang bernama Lubang Buaya.
LETNAN JENDERAL TNI ANUMERTA RADEN SOEPRAPTO
 
gambar diambil dari sini   
  Lahir di Purwokerto, Banyumas, JATENG, pada tanggal 20 bulan juni tahun 1920. Saat itu soeprapto tidak bisat tidur karena sedang sakit gigi. Ketika soeprapto mendengar para penculik membuka pintu pagar, kemudian soeprapto menanyakan siapa diluar dan dijawab bahwa mereka adalah anggota cakrabirawa. Soeprapto segera keluar dari  kamarnya dan membuka pintu rumah. Para penculik berkata bahwa soeprapto diperintahkan segera menghadap presiden. Soeprapto menyanggupi, tapi akan menggati pakaian terlebih dahulu. para penculik  menolak. Para penculik memaksa Soeprapto masuk kedalam  truk. Akhirnya, Soeprapto masuk kedalam truk. Soeprapto tidak sadar bahwa dirinya telah ditipu. Soprapto dibawa ke desa lubang buaya. Disana Soeprapto disiksa dan dibunuh secara kejam oleh para penculik [PKI]. Kemudian jenazahnya dilemparkan ke dalam sebuah sumur.
LETNAN JENDERAL TNI ANUMERTA MAS TIRTODARMO HARYONO
 
gambar diambil dari sini
Lahir di Surabaya, JATIM, pada tanggal 20 bulan Januari tahun 1924. Para penculik mengetuk pintu rumah dan istri Haryono membukanya. Para penculik menyampaikan bahwa Haryono diperintahkan untuk menghadap presiden. Pesan itu disampaikan kepada Haryono. Namun Haryono menolak dan menyuruh mereka datang kembali pukul 08.00 WIB. Istri Haryono menyampaikan pesan Haryono kepada para penculik. Para penculik pun juga menolak dan para para penculik tetap memaksa. Setelah mendengar jawaban dari istrinya, Haryono merasa ada yang tidak beres. Haryono menyuruh istri dan anak-anaknya agar berpindah ke kamar sebelah. Karena permintaannya tak terpenuhi, para penculik marah dan memasuki rumah Haryono. Ruangan di dalam rumah Haryono sangat gelap gulita. Seorang penculik membakar sebuah surat untuk menerangi ruangan. Mereka masuk ke kamar Haryono dan para penculik menemui Haryono di dalam kamar dan langsung menembaki Haryono. Haryono pun tewas di tempat. Jenazahnya kemudian di lemparkan ke sebuah truk untuk dibawa ke Lubang Buaya.
LETNAN JENDERAL TNI ANUMERTA SISWONDO PARMAN
 
gambar diambil dari sini
Lahir di Wonosobo, tanggal 4 bulan Agustus tahun 1918. Parman terbangun saat mendengar kegaduhan di luar. Ketika Parman membuka pintu, Parman merasa heran kenapa banyak anggota cakrabirawa. Para penculik menyampaikan bahwa beliau diperintahkan untuk segera menghadap presiden. Parman menyanggupi. Lalu, Parman menuju kamar untuk berganti pakaian dinas. Parman diikuti oleh para penculik. Istri Parman menaruh rasa curiga. Saat Parman hendak berangkat, beliau menyuruh istrinya untuk menelepon JEND.AHMAD YANI. Tetapi telepon rumahnya di rebut oleh salah seorang penculik. Parman masuk kedalam sebuah truk. Istri Parman m enyadari bahwa ini tipu daya dari pasukan cakrabirawa. Istri Parman ingin memberitahu suaminya bahwa ini adalah tipuan mereka. Tapi Parman sudah pergi. Parman  terkejut ketika sampai di desa lubang buaya. Disana Parman Disiksa dan dibunuh disana. Jenazahnya kemudian dimasukan ke dalam sebuah sumur.
MAYOR JENDERAL TNI ANUMERTA DONALD ISACUS PANJAITAN
 
gambar diambil dari sini
Lahir di Balige, Tapanuli, SUMUT, pada tanggal 9 bulan juni tahun 1925. Para penculik mengepung kediaman Panjaitan, dengan cara melompat pagar halaman sebelah kiri. Mereka memanggil dan membentak  panjaitan dibawah tangga. Mereka menembak seorang pembantu yang sedang tidur di lantai bawah. Panjaitan terbangun ketika mendengar suara tembakan. Para penculik kembali memanggil dan membentak Panjaitan. Panjaitan turun ke lantai bawah dengan memakai pakaian seragam lengkap dihiasi tanda jasanya. dan menemui para penculik para penculik sambil berdoa. Saat beliau berada dihadapan para penculik, Beliau ditembak oleh seorang penculik. Pajaitan tewas seketika. Kemudian jenazahnya dilemparkan ke sebuah truk dan dibawa ke sebuah sumur di desa lubang buaya, Jakarta Timur.

MAYOR JENDERAL TNI ANUMERTA SOETOYO SISWOMIHARJO
 
gambar diambil dari sini
Lahir di Kebumen,  JATENG, pada tanggal 23 bulan agustus tahun 1922. Soetoyo terbangun ketika mendengar kegaduhan di luar. Soetoyo menanyakan siapa mereka. Mereka menjawab bahwa mereka adalah tamu dari Malang. Para penculik menggendor pintu rumah dan pintu kamar dengan keras sehingga sel pintu rumah dan sel pintu kamar rusak. Para penculik mengatakan bahwa Soetoyo diperintahkan segera menghadap presiden. Soetoyo menyanggupi, tetapi akan mengganti pakaian dinas terlebih dahulu. Para penculik menolak dan tetap memaksa Soetoyo masuk kedalam sebua truk. Akhirnya, Soetoyo masuk ke dalam sebuah truk tanpa memakai seragam dinas. Di dalam truk, tangan soetoyo diikat ke belakang dan mata Soetoyo diikat dengan kain merah. Soetoyo dibawa ke desa lubang buaya. Disana beliau disiksa dan dibunuh secara kejam. Kemudian jenazahnya dimasukan kedalam sumur yang lumayan dalam.
KAPTEN CZI ANUMERTA PIERE ANDREAS TENDEAN
 
gambar diambil dari sini
Lahir di Jakarta, pada tanggal 21 bulan Februari tahun 1939. Tendean adalah ajudan JENDERAL BESAR A.H. NASUTION. Saat itu Tendean sedang menginap di rumah Nasution. Saat mendengar kegaduhan di luar rumah, Tendean pergi menuju halaman rumah untuk memeriksa keadaan. Seorang penculik segera menyergap Tendean karena dikira Nasution. Tendean langsung dibawa pergi ke lubang buaya oleh para penculik. Disana Tendean disiksa dan dibunuh secara kejam. Jenazahnya kemudian dimasukan kedalam sumur.
Itulah cerita mereka sewaktu diculik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar