Kamis, 02 April 2015

Hantu Penghisap Nyawa


Nama saya Rio. Nama panjang saya Rio punawarman. umur saya 10 tahun.Saya kelas 4 SD. Saya tinggal di daerah Lebak, Banten. Suatu hari, saya akan pindah rumah ke daerah Batu, Jawa Timur. Saya pergi ke Batu naik bus. Kata ayah, kami akan pindah ke rumah yang berhantu. Katanya, disana banyak sekali roh – roh yang sangat jahat. Sesampainya di terminal, saya naik taksi menuju ke rumah baru saya. Sesampainya di rumah baru, kami masuk ke rumah kami yang baru. Truk sudah tiba. Tukang pengangkut barang sedang meletakan barang-barang kami kedalam rumah itu.

“Anak-anak! Ikut ayah ke lantai  2!” Perintah ayah. Kami pun segera ke lantai 2.

“Ini adalah kamar Irvan, Rio, dan Naufal” Kata ayah. Naufal adalah nama adiku yang berumur 8 tahun. Nama panjangnya adalah Naufal linggayanto. Dia sudah kelas 2 SD. Sementara Irvan adalah nama kakakku yang berumur 17 tahun. Nama panjangnya adalah Irvan maoelana. Dia sudah kelas 2 SMA. Lalu ayah menuju  kekamar yang penuh dengan gambar Barbie. Kamar itu berwarna pink.

“ini adalah kamar Aulia, Putri, dan Nanda” Kata ayah. Aulia adalah kakak tertua ku yang berumur 20 tahun. Nama panjangnya adalah Aulia linggayanti. Dia kuliah di univertitas negeri Rangkasbitung. Tetapi, karena kami pindah ke Batu, dia di dataftarkan di univertitas negeri Batu. Beliau kuliah kedokteran. Beliau sudah semester 2. Beliau juga sudah mempuyai pacar Bernama Dito. Dia menangis disaat mendengarkan ayah menyuruh kami sekeluarga akan pindah ke Batu karena berpisah dengan Dito, pacarnya. Putri adalah adiku yang berumur 7 tahun.Nama panjangnya adalah Putri dewiyanti. Dia sudah kelas 1 SD. Nanda adalah adikku yang berumur 6 tahun. Dia adalah anak bungsu. Nama panjangnya adalah Nanda maryanti. Dia masih sekolah di taman kanak-kanak. Nanda belum bisa membca dan menulis, serta belum mengenal huruf dan angka. Tapi dia sudah pandai mengucapkan kata-kata.

KEESOKAN HARINYA….

Saya sedang bermain sepak bola bersama Aulia, Irvan, Naufal, Putri dan Nanda.

Saya dan Naufal ikut timnya Irvan. Sementara, Nanda dan Putri ikut timnya Aulia. Akhirnya, Tim laki-laki menang dalam skor 10-0. Setelah bermain sepak bola, kami melihat anak perempuan dan anak laki-laki.

“siapa nama kalian?” Tanya putri.

“Aku adalah mutiara putri, panggil saja Mutiara, Dan Ini adalah saudara kembarku, adit manutro, panggil saja Adit.” Jawab Mutiara, anak perempuan itu

“Kalian kelas berapa?”  Tanya Aulia.

“Kami sudah kelas 3 SD” Jawab Adit.

“Nama kalian siapa?” Tanya Adit.

“Namaku Aulia, dan ini adalah adik-adiku, yang ini Irvan, ini Rio, ini Naufal, ini Putri, dan yang ini adalah Nanda.” Jawab Aulia.

“Kalian pindahan dari mana?” Tanya Mutiara

“ Kami pindahan dari Lebak.”Jawabku.

“Sudah ya…, Kami pulang dulu.”

“Dimana rumah kalian?”

“Rumah kami terletak di dekat pohon beringin, di gang Mawar”

Selepas itu, Mereka pulang. Aku sudah tahu dimana pohon beringin di gang Mawar, sebab, tadi pagi, aku keliling ke gang itu naik sepeda. Gang itu terletak tepat di samping  kanan dari depan rumah baruku. Rumah baruku terletak di jalan raya yang ramai. Bahkan, di depan rumahku juga ada sebuah mall yang sangat amat ramai. Tepat disamping kiri dari depan rumah berdiri sebuah rumah sakit yang sangat besar.Saat matahari terbenam, kira-kira jam 21.00, Adit dan Mutiara datang lagi kesini. Adit memakai kemeja dan celana panjang berwarna putih, sementara baju dan rok mutiara berwarna putih. Rambut Mutiara panjang sekali, seperti kuntilanak.

“Mengapa kau kesini malam-malam? Kalian tidak tahu, bahwa ini waktunya kita untuk tidur?” Tanyaku. Lalu, secara mendadak, Adit berkata:

“Tiap malam kami akan kesini! Kita tidak berani dengan cahaya matahari!”

“Memangnya mengapa malam dan siang kalian tidak dirumah?” Tanyaku

“Ini rahasia! Semua orang tidak boleh tahu!” Kata Mutiara. Aku mulai curiga kepada mereka. Apakah mereka adalah hantu? Dan jika mereka berkeliaran disiang hari, maka mereka akan mati? Sudahlah, jangan menfitnah mereka.

“Apakah kalian punya teman lagi?” Tanyaku. Mereka menggeleng. Lalu mereka hilang tanpa sebab.

KEESOKAN HARINYA………..!

Aku bercerita tentang mereka kepada kakak dan adik-adikku.

“ah......., kakak mimpi kali..” Kata Naufal

“Ini benar, Naufal! Mereka berkata bahwa mereka tidak berani dengan sinar matahari! Kalau tak percaya, kita selidiki mereka!” Kamipun segera ke rumah mereka. Tapi, saat sampai dipohon beringin itu, tidak ada rumah sekalipun! Yang ada hanya ladang yang sangat amat luas. Ladang itu mengelilingi pohon beringin itu.

“Aku curiga dengan pohon beringin ini. Ayo kita selidiki” Kata Putri. Semua pun memanjat kepohon itu kecuali Putri dan Nanda yang tak bisa memanjat.  Kami tak temukan apa-apa. Tiba-tiba, aku mendengar jeritan Putri dan Nanda. Aku segera melompat turun dari pohon itu. Tiba-tiba mereka menghilang! Kami pun mencari mereka. Akhirnya, kami pun memutuskan untuk bepencar. Kami tak temukan mereka. Akhirnya, kami pasrah dan memutuskan pulang ke rumah.

“Nanda dan Putri kemana?” Tanya ibu. Kami tak bisa menjawab. Kami pun berbohong.

“Mereka sedang ke koperasi sekolah untuk membeli perlengkapan sekolah” Jawab Aulia terputus-putus. Kami pun segera tidur.

KEESOKAN HARINYA………..

Ayam jantan berkokok. Putri dan Nanda belum juga pulang! Lalu Mutiara dan Adit muncul mendadak dihadapanku. Mereka tanpak biasa. Tidak mengerikan seperti kemarin. Mereka memberikan kotak kecil.

“ Didalam kotak itu ada sebuah komedi putar mainan. Isinya sih ada 6 kuda-kudaan, tetapi, saat aku lihat lagi, isinya tinggal 4.” Kata Adit. Lalu mereka menghilang mendadak. Aku pun sarapan pagi. Selesai sarapan pagi, Aku bermain komedi putar mainan itu. Tiba-tiba, kuda-kudaannya menjadi 3! Kenapa kuda – kudaannya bisa menghilang? Tiba-tiba, Aulia berteriak dan berkata:

“ Rio…, Naufal menghilang dari kamarnya!” Aku terkejut mendengar hal itu.`Lalu, aku sadar bahwa ini terpegaruh dengan kuda-kudaan itu. Lalu, Aku melihat Adit dan Mutiara. Mereka menatapku dengan tajam. Muka mereka murung. Keadaan mereka mengerikan.

“ Kau telah tertipu, Rio! Kami sebenarya adalah roh yang sangat kejam! Kami mati karena dahulu Aku tidak disukai  siapa-siapa. Lalu, Kami memilih mati dari pada hidup. Sejak kami mati, kami ingin mencari manusia untuk dijadikan teman!” Kata Adit. “ Dan, kami telah menghisap darah adik-adimu! Dan mereka sudah mati dan mereka sudah menjadi hantu!” Lanjut Mutiara. Lalu, mereka menculik Aulia. Aku membangunkan Irvan.

“Kakak…! Adit dan Mutiara membunuh Kak Aulia, Naufal, Putri, dan Dan Nanda!” Kataku.

“Apa, Jadi mereka telah menipu kita. Kalau begitu, Kita tanyakan kepada warga kepada para warga!” Kami pun menyakakan kepada warga tentang Adit dan Mutiara.

“ Ceritanya begini. Pada bulan yang lalu, mereka bunuh diri karena orang-orang tidak menyukainya. Mereka mati di sebuah pohon beringin yang besar. Tetapi, saat diselidiki polisi, mereka tak temukan apa-apa.” Cerita pak Anto, salah satu warga disana. Kami pun menuju pohon beringin itu. Kami menyakan tentang Adit dan Mutiara kepada para warga. Pak Wawan, salah satu warga yang telah mengetahui keberadaan mereka. Mereka ditemukan di rumah di dekat pohon beringin. Kami menemukan Aulia, Nanda, Putri, dan Naufal. Kami juga menemukan Adit dan Mutiara. Mereka semua sudah mati

“Aulia…, Naufal…., Putri…, Nanda….., jangan tiggalkan aku.” Aku menagis saat aku melihat aku melihat mereka semua sudah mati.

“Innalilahi wa innalilahi rojiun” Ucap Irvan  sambil menagis. Lalu, mereka dikubur dengan layak. Bau badan mereka sangat membusuk. Apalagi Adit dan Mutiara yang sudah mati sejak lama.

DUA TAHUN KEMUDIAN…..

Sejak mereka semua sudah dikubur dengan layak, Dirumahku tidak ada hantu lagi. Aku selalu mendoakan Aulia, Naufal, Putri, dan Nanda supaya arwahnya diterima di sisi Allah SWT.

TAMAT!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar