Dua tahun yang lalu, sekolahku mengadakan kemping ke daerah Bandung, Jawa Barat. Kepala sekolah mengundang orang tua murid untuk ikut kemping. dalam perjalanan, kami dilanda macet. Aku merasa bosan. Akhirnya, saat 2 menit kemudian, kami bebas dari macet. Kami bisa meneruskan perjalanan ke Bandung. Sesampainya di Bandung, kami mendirikan tenda. Kami memang tidak berkemah di gunung maupun bukit, tetapi kami berkemah di sebuah hutan yang lebat.
Aku bersama ke 10 temanku disuruh mencari air di tepi sungai untuk minum dan disuruh mencari buah buahan untuk makan oleh ibu kepala sekolah. Teman – temanku bernama: Haryo, Tori, Tio, Akbar, Dino, Udin, dan Edo. Kami adalah teman sekelompok yang kompak di sekolah. Saat kami mencari air dan buah buahan, tori menemukan sebuah rumah kosong yang atapnya penuh dengan kelelawar yang sedang berputar – putar mengelilingi atap itu. “Hai, teman-teman, kita masuk kedalam rumah itu yuk….” Ajak tori.
Aku bersama ke 10 temanku disuruh mencari air di tepi sungai untuk minum dan disuruh mencari buah buahan untuk makan oleh ibu kepala sekolah. Teman – temanku bernama: Haryo, Tori, Tio, Akbar, Dino, Udin, dan Edo. Kami adalah teman sekelompok yang kompak di sekolah. Saat kami mencari air dan buah buahan, tori menemukan sebuah rumah kosong yang atapnya penuh dengan kelelawar yang sedang berputar – putar mengelilingi atap itu. “Hai, teman-teman, kita masuk kedalam rumah itu yuk….” Ajak tori.
“Jangan!”Larangku
“Memangnya,kenapa pio, kamu takut ya?”
“Bukanya takut, tetapi ayahku pernah bercerita tentang rumah ini. Katanya, jika ada orang yang memasuki rumah ini, dia tak bisa keluar dari rumah Ini dan dia akan mati!”
“Tenang Pio, itu hanya mitos”
“Itu benar! Ayahku tidak pernah menceritakan mitos! Ini kenyataan!”
“Kami tidak percaya padamu! Ini hanya mitos! Lagi pula kami tidak percaya yang namanya misteri! Kami juga tidak percaya hantu! Kalau kau tidak mau masuk kedalam rumah ini, kau berkumpul saja di perkemahan!” Akhirnya, teman – temanku masuk kedalam rumah itu. Aku akhirnya datang ke perkemehan dan memberitahu semuanya bahwa teman teman - temanku sedang dalam bahaya. Kami pun datang kerumah itu.
“Teman – teman…..! Kalian dimana?”
Tiba-tiba, terdengar suara jeritan. “Teman-teman....! kalian kenapa! Pasti kalian sedang dalam bahaya! Aku segera kesana! Bertahanlah!”
“Jangan anaku! Jangan! Rumah itu sangat berbahaya! Ibu takut kau kenapa-napa!”
“Aku tetap akan masuk ke dalam rumah itu, ibu. Jika aku tak kembali, sampaikanlah kepada ayah.”
Aku pun masuk kedalam rumah itu. Saat aku sudah berhasil masuk kedalam rumah itu, pintu tertutup dengan sendirinya. Akupun mencari teman-temanku di dalam rumah itu sendirian. Saat aku sudah menemukan teman-temanku, ternyata tangan mereka sudah terikat oleh rantai yang tergantung di dinding. Mereka terbaring pingsan. Lalu, aku melihat penyihir menaruh bumbu masak ke sebuah panci besar. Kemudian aku berpikir, kenapa penyihir itu menaruh bumbu masak ke sebuah panci besar? Oh tidak! Celaka! Teman-temanku ingin dijadikan makanan!
“Hai,penyihir jahat! Apakah kau akan menjadikan mereka sebuah makanan yang lezat?” Tanyaku dengan marah kepada penyihir itu. Penyihir itu tertawa seram. “Tentu saja, nak!” Bantah penyihir itu. Lalu, aku melihat sebuah kotak kecil. Kuambil kotak kecil itu. Ada sebuah tulisan di kotak itu. Tulisan itu berisi:
“Tangkaplah penyihir dengan kotak ini!”
Aku langsung mengerti apa yang dimaksud dengan tulisan di kotak ini. Maksudnya adalah, mengalahkan penyihir itu dengan kotak kecil ini. Aku memanggil penyihir itu dan dengan secepat kilat kuarahkan kotak kecil ini ke arahnya. Lalu, dia menjerit kesakitan. Penyihir itu pun mati. Aku segera menolong teman – temanku yang terikat oleh rantai. Mereka membuka matanya. “Pio! Syukurlah kau datang. Kalau kau tidak datang, tamatlah riyawat kami.”kata Tio.
“Maaf, kami tidak mempercayai mu Pio.” Kata Haryo.
“Tidak apa-apa, yang penting kita slamat.” Kataku.
“Kenapa kalian bisa seperti ini?” Tanyaku.
“ Tadi, kami berjalan-jalan di ruangan ini. Tiba-tiba ada penyihir yang sedang terbang mengelilingi rumah ini. Katanya sih dia pemilik rumah ini. Dan, katanya, jika ada orang yang memasuki rumah ini, dia takkan diampuni dan akan dijadikan makanan” Kata Tori. Akhirnya, semua pintu keluar terbuka dengan sendirinya. Semua orang sedang menunggu kami dengan cemas. “Pio, kau tidak apa-apa?” Tanya ayah
“Ya, lagipula, penyihir itu telah mati, dan, kejadian ini tak akan terjadi lagi.” Kataku. Kami pun kembali ke perkemahan dan keesokkan harinya kami pun pulang
3 BULAN KEMUDIAN
Di sekolah, kami ke perpustakaan untuk membaca-baca buku. Aku membaca buku yang berjudul RUMAH MISTERI DI KOTA BANDUNG.
Aku langsung membaca mulai dari halaman pertama. Cerita itu berisi
18 JUNI 1901
“Dahulu, di daerah kota Bandung, Jawa Barat, ada seorang wanita bernama Raden Payudiningrat, tinggal disebuah rumah yang dikelilingi hutan. Dia sangat kejam pada siapapun. Dia selalu menghukum orang yang tak bersalah. Orang-orang pun akhirnya banyak yang membencinya.
19 JULI 1912
Akhirnya, mereka makin membencinya karena perilakunya itu dan orang- orang ingin membunuh Raden Payudiningrat. Seseorang mendobrak pintu karena pintunya terkunci. R.Payudiningrat sedang tertidur pulas dengan memakai pakaian penyihir. Seseorang menusuk dadanya dengan sebuah kapak. Dia mati, tetapi roh nya bergentayangan disekitar rumah itu. Anehnya, jika ada yang mengalahkannya, dia bangkit kembali!”
Aku langsung menutup bukuku dan berpikir bahwa dia orang yang kekal Dan dia menguasai rumah itu lagi!
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar